Jalan Malioboro, Destinasi Legendaris Yogyakarta


Foto di Bawah Tulisan Legendaris Jalan Malioboro


DKI YOGYAKARTA- Terletak di Pulau Jawa, berjarak 200 km dari Ibukota Jakarta 116 km dari Semarang. Kota ini diresmikan pada tanggal 7 Oktober 1756. Salah satu kota yang memiliki banyak destinasi keluarga. Selain banyak tempat unik, kota ini juga menjual aneka sandang, pangan dan papan dengan harga murah.

Jalan Malioboro, dipastikan menjadi destinasi paling dinantikan bagi wisatawan. Bagaimana tidak, Malioboro adalah tempat perbelanjaan lengkap yang legendaris dikalangan masyarakat Yogyakarta. Wisatawan pun begitu padat mengunjungi tempat ini. Ada yang berbelanja, ada yang wisata kuliner, bahkan mendengarkan seniman jalanan bermain musik.

Biasanya, para wisatawan membeli pernak-pernik khas Yogyakarta. Contohnya, baju batik, blankon jawa, wayang, atau kaos bertuliskan, “Malioboro,”. Harga yang ditawarkan penjual sangat terjangkau. Baju batik elegan bisa didapatkan dengan harga Rp 55.000-Rp 400.000. Blankon dan wayang jawa bisa didapatkan mulai harga Rp 60.000. Apalagi kaos, Rp 100.000 bisa memperoleh tiga buah.

Wisata kuliner juga bisa kalian nikmati. Pinggiran jalan Malioboro dipenuhi jajaran pedagang kaki lima yang menyajikan makanan nikmat. Sangat dianjurkan mencicipi makanan khas Yogyakarta, yakni gudeg. Gudeg manis cocok sekali untuk penjanggal perut dikala lelah berbelanja. Tak cukup dengan gudeg, es dawet legit gula merah kental pun menemani kalian menikmati jalan Malioboro.
Sepanjang jalan Malioboro ini sangat menarik perhatian. Banyaknya seniman Yogyakarta yang berlomba-lomba memperkenalkan budayanya. Maka, tak heran wisatawan asing pun antusias mempelajarinya. Tak hanya itu, becak-becak dan delman pun bisa dijadikan rujukan mengelilingi keunikan kota Yogyakarta. Itu artinya, becak dan delman sebagai transportasi tempo dulu masih mengental di Yogyakarta. 

Duduk Santai di Pinggir Jalan Malioboro


“Beautiful! Banyak sekali budayanya,” ungkap Clara, wisatawan asing asal Kanada itu. Clara pun takjub akan budaya Jawa yang masih mengental di jaman ini. Clara sudah dua kali mengunjungi Yogyakarta, dan membuat dirinya ketagihan.

Hal itu senada dengan Alma, mahasiswi asal Malang yang turut mengitari jalan Malioboro ini bahagia, “Kali kedua aku kesini, tetap ramai dan menyenangkan,” tuturnya.  (SR)

Posting Komentar untuk "Jalan Malioboro, Destinasi Legendaris Yogyakarta"